free glitter text and family website at FamilyLobby.com

Minggu, 21 Februari 2010

PENDIDIKAN PEREMPUAN

Dalam banyak hal, kaum perempuan dihadapkan pada situasi yang sulit. Disatu sisi dia (perempuan) memiliki keinginan untuk maju dalam edukasi dan karir. Demikian pula, dia banyak dituntut untuk menjaga serta mengurusi sektor demostik. Pada saat dia meraih semua itu (sukses non demostik), maka ada semacam invisible hand yang “mewajibkan” perempuan itu kembali mengurusi sektor demostik. Inilah yang membuat kaum Hawa ini menjadi plinplan, ragu dan selalu cemas.

Lambat laun, mereka menjadi mahkluk paling perasa, dan bukan pemikir. Sebuah hasil riset doktoral mengupas adanya “Fear of Succes” terutama dikalangan perempuan Mandailing dan Padang. Hasilnya menyebut bahwa ketakutan terhadap kesuksesan lebih tinggi dialami oleh perempuan Mandailing.

Persoalannya adalah:
(1) Pada saat kuota 30% dihembuskan,
(2) kesetaraan gender
(3) urusan demostik,
(4) urusan non demostik,
(5) adat. Hampir seluruh perempuan Indonesia menerimanya sebagai nasib dan suratan tangan. Sangat Ironis memang, tapi itulah kenyataannya perempuan kita Indonesia.

Dengan hati jengkel: (Saya) pernah mendengar seseorang perempuan calon Sarjana (S1) berkata: Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau tock akan kembali ke dapur, sumur dan kasur. Amat sangat disayangkan ketika seorang calon sarjana berkata demikian. Justru sebenarnya, perempuan itu harus lebih tinggi pendidikannya karena, keluarga dan anak (nya) nantinya akan lebih banyak bersama dengan ibunya. Bagaimana mungkin dia dapat membimbing lebih baik, apabila pendidikannya sangat minim.

Perempuan Indonesia, kini saatnya berubah, demi kesetaraan peran dan status di mata publik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

zodiak

Zodiak
Zodiak dan shio
year
Month
Day
Sun Sign:
Chinese Sign: